Enambelas dari 24 pesawat tempur F-16 block 32+ yang akan diterima Indonesia dari AS akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru, Riau. Keenambelas pesawat ini akan mendiami skadron tersendiri disamping Skadron Udara 1 (markas Hawk 100/200) yang sudah ada sebelumnya. Di lain pihak, delapan unit lainnya akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Madiun, digabung dengan F-16 A/B yang telah sejak 1990-an memperkuat Skadron Udara 3.
Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus kepada Angkasa, Kamis (24/8) sore, terkait kepastian hibah yang telah disetujui DPR RI dan Parlemen AS. Namun, dirinya belum bisa mengomentari lebih jauh 10 pesawat serupa yang kembali ditawarkan pihak AS. Tawaran ini disampaikan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan ketika melawat ke AS beberapa pekan lalu. "Itu harus dipikirkan masak-masak oleh Pemerintah, karena tidak saja menyangkut tambahan biaya upgrade, tapi juga biaya perawatan, dan sebagainya," ujarnya.
Keduapuluh-empat F-16 block 32+ yang disebut-sebut akan tiba pada 2014 tersebut sejatinya adalah F-16 C/D block 25 surplus yang tidak dipakai jajaran AU AS. Lewat skema pendanaan yang telah disetujui pihak Indonesia-AS, kelengkapan dan kemampuan pesawat-pesawat ini selanjutnya akan di-upgrade terlebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia. Di antara sederet kelengkapan teknis yang akan di-upgrade adalah radar, operational flight plan, peralatan navigasi, head-up display, pembidik sasaran malam, radar warning system dan kemampuan untuk membawa rudal jarak sedang untuk pertempuran beyond visual range.
Program upgrade juga membuat usia pemakaian bertambah lebih dari 4.000 jam atau jika disepadankan dengan masa pemakaian rata-rata TNI AU kira-kira bisa mencapai 20 tahun. Sedemikian kompleksnya upgrade, sampai-sampai F-16 C/D Indonesia ini nantinya akan mendekati kemampuan dan kecanggihan F-16 C/D block 52 – tipe kedua terakhir yang dibuat Lockheed Martin. Perbedaannya praktis tinggal pada kapasitas angkut senjata dan tidak adanya conformal tank saja. "Itu sebab, kenapa F-16 hasil upgrade ini masuk kategori F-16 block 32 plus, karena sudah lebih canggih dari block 32 itu sendiri," ujar Kol. Pnb. Agung Sasongkojati, mantan penerbang F-16 TNI AU.
Ia menambahkan penempatan pesawat-pesawat ini dalam bentuk skadron atau flight-flight di lokasi-lokasi kunci di wilayah RI akan bisa mengatasi masalah jarak dan waktu operasi. "Dengan senjata modern dan daya jangkau operasi lebih dari 700 km, pesawat-pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran di siang maupun malam, di semua tempat baik di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan RI," tegasnya. (adr)
Source: angkasa