[You must be registered and logged in to see this image.]Sebagai negara yang harus mengawasi wilayah kelautan demikian luas, India terus membangun kekuatannya. Angkatan laut India yang selama ini bertugas mengawasi perairan yang berbatasan dengan Pakistan, Srilanka, Thailand, dan laut lepasyang menghadap Laut Arab, memang harus bekerja keras.
Apalagi keamanan perairan yang menjadi tanggung jawab AL India kerap dilanda konflik.Menyadari tugasnya yang makin berat itu, AL India pun merasa gembira ketika Kementerian Pertahanan India memutuskan untuk membeli pesawat patroli maritim super canggih buatan AS, Boeing P-8 Poseidon. Setelah bertahun-tahun melaksanakan patroli maritim menggunakan pesawat tua Tupolev Tu-142 M yang bertenaga mesin turboprop, AL India sesuai programnya pada tahun 2013 mendatang sudah bisa mengoperasikan P-8 Poseidon. Pesawat patroli maritim yang menggunakan nama tokoh mitologi Yunani, dewa penjaga laut Poseidon itu, ternyata telah dipesan oleh india jauh-jauh hari sebelum dilaksanakan uji terbang.
Pada bulan Januari 2008 perusahaan membuat P-8 Poseidon, Boeing, mencoba menawarkan produksinya ke AL India yang selama ini dikenal gemar mengoperasikan pesawat-pesawat Rusia. Tawaran Boeing ternyata mendapat sambutan tak terduga. Setahun kemudian tepatnya 4 Januari 2009, Menteri pertahanan India setuju untuk menandatangani pembelian delapan unit P-8 Poseidon yang bernilai total 2,1 miliar dollar AS. Kesepakatan India untuk membeli P-8 Poseidon yang demikian cepat itu membuat negara yang sudah bisa membuat jet tempur multirole LCA Tejas ini, yang sejumlah di antaranya dioperasikan AL India, menjadi negara pertama di luar AS yang mengoperasikan Poseidon.
Intai bersenjata
Sebagai pesawat patroli maritim, P-8 Poseidon yang memiliki peran ganda, Multimission Maritime Aircraft (MMA), penggarap Poseidon, Boeing Defense, Space & Security bersama pabrikan pendukung seperti Northrop Grumman, Raytheon, Spirit Aerosystem, dan lainnya memang tidak mau mengecewakan operatornya. P-8 Poseidon yang merupakan pengembangan dan modifikasi dari Boeing 737-800 ketika diciptakan untuk menjadi pesawat patroli maritim tidak hanya dilengkapi perangkat pengintaian (reconnasissance) tapi juga persenjataan untuk melumpuhkan target dipermukaan dan bawah laut.
Perangkat elektronik canggih yang dimiliki Poseidon untuk mendeteksi sasaran laut antara lain sistem tempur antikapal selam, antisubmarine warfare (ASW) dan sistem pengintai electronic intelligence (ELINT). Sementara radar permukaan Poseidon menggunakan Raytheon APY-10 dan radar permukaan pemandu satelit signals intelligence (SIGINT). Sedangkan persenjataan yang disandang oleh pesawat intai yang diawaki oleh tujuh personel itu antara lain bom torpedo, bom laut dalam (depth charges) dan rudal SLAM-ER (Standoff Land Attack Missile Expanded Response).
Selain persenjataan penghancur, Poseidon juga dilengkapi alat monitoring benda bawah laut berupa sejumlah sonobuoy yang dioperasikan dengan cara dijatuhkan dari pesawat dan kemudian hasil kerja sonobuoy dimonitor dari dalam kabin Poseidon. Guna mendapat hasil yang maksimal dari sonobuoy yang sudah dijatuhkan Poseidon bahkan dirancang bisa meluncurkan UAV maritim, Broad Area Maritime Surveillance Unmanned Aerial Vihicle, yang bertugas mengirimkan data-data hasil pengintaian secara akurat.
Produk P-8 Poseidon yang paling awal terbang pertama kali pada 25 April 2009 dan sukses. Produk pesawat kedua dan ketiga pun sukses diterbangkan pada bulan Agustus 2010. Sukses uji coba terbang Poseidon termasuk uji coba sonobuoy ternyata membuat Kementrian Pertahanan India terpesona dan pada bulan April 2011, India menambah lagi pesanan Poseidon sebanyak empat unit sehingga jumlah total Poseidon yang akan dimiliki AL India sebanyak 12 unit.
Untuk mempermudah komunikasi ketika Poseidon dioperasikan di ruang udara India, Boeing juga setuju untuk memasang perangkat komunikasi buatan pabrik India, Bharat Electronik Limited. Sesuai jadwalnya Boeing akan mengirim Poseidon secara kontinyu ke India mulai tahun 2013 hingga 2015.
Tak hanya AL India saja yang berminat untuk mengoperasikan Poseidon, Angkatan Laut dari sejumlah negara lain seperti Australia dan Italia juga tertarik untuk membelinya. AL AS sendiri telah memesan Poseidon dalam jumlah besar sebanyak 117 unit. Khusus untuk Poseidon pesanan US Navy yang akan dioperasikan tahun 2013, Boeing melakukan uji ketangguhan baik selama didarat maupun terbang sebanyak 150 item. Uji operasional senjata termasuk menembakkan rudal, torpedo, dan bom laut dalam akan dilaksanakan akhir 2011 ini.
Lewat serangkaian test flight dan test penggunaan senjata tahap S1 dan S2 itu, India termasuk operator yang diuntungkan karena mereka bisa melihat kemampuan Poseidon secara nyata. Kemampuan intai tempur Poseidon itulah yang nantinya akan menjadi dewa penjaga laut dan menggetarkan nyali musuh yang berani melanggar perbatasan laut India.
[You must be registered and logged in to see this image.]Spesifikasi P-8 Poseidon:
Awak: 2 personel atau 7 saat menjalankan misi
Panjang: 39,47 m
Panjang sayap: 37,64 m
Tinggi: 12,83 m
Berat kosong: 62.730 kg
MTOW: 85.820 kg
Mesin: 2 x CFM56-7B turbofan
Kecepatan maksimum: 907 km/jam
Jelajah: 2.222 km
Ketinggian maksimum: 12.496 m
Persenjataan: 11 rudal SLAM-ER, bom dan torpedo
Sumber: Angkasa, No.2 November 2011