Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, tapi orang juga sering menyebutnya Museum Dirgantara Mandala atau Museum Pesawat Terbang. Untuk penyebutan yang terakhir itu memang beralasan, karena di museum yang terletak di Pangkalan Udara Adisutjipto itu tersimpan 42 koleksi pesawat terbang. Ke-42 pesawat tersebut tertata dalam dua tempat, yaitu 36 pesawat dalam ruang alutsista dan 6 pesawat lainnya di halaman museum.
“Museum Dirgantara Mandala tidak hanya menyimpan koleksi pesawat angkut dan pesawat latih saja, namun di museum kebanggaan TNI Angkatan Udara itu, pesawat-pesawat tempur yang pernah digunakan di masa penjajahan Jepang dan Belanda, juga tersimpan. Sebut saja pesawat Mitshubhisi A6M5 Zero Zen dan Pesawat P-51 Mustang,” tutur Kepala Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Letkol Sus Drs. Sudarno, di ruang kerjanya, Selasa (3/7).
Kepala Museum menjelaskan, pesawat Mitshubhisi A6M5 Zero Zen merupakan pesawat jenis Pemburu Taktis. Pesawat buatan Jepang tahun 1938 ini pertama kali digunakan Jepang dalam perang melawan Amerika di China. Zero Zen juga digunakan Jepang dalam perang Pasifik melawan Sekutu tahun 1942 hingga 1945. Pesawat yang mempunyai kecepatan maksimum 570 km/jam ini dulunya berpangkalan di daerah Irian Barat. Diabadikan di Museum Dirgantara Mandala tahun 1984.
Museum Dirgantara Mandala, tutur Kepala Museum juga menyimpan pesawat P-51 Mustang. Pesawat buatan Amerika Serikat tersebut pernah digunakan Belanda dalam mendukung keinginannya untuk menjajah kembali Indonesia. Masa-masa perlawanan rakyat Indonesia menentang keinginan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia, yang dalam Sejarah Indonesia dikenal dengan sebutan masa Perang Kemerdekaan itu, pesawat P-51 Mustang mendapat julukan pesawat “Cocor Merah”.
Cocor Merah menjadi koleksi museum sejak tahun 1978. Dalam catatan pengabdiannya, selain pernah mengabdi di kekuatan udara Belanda, pesawat yang mempunyai berat 7.000 kilogram itu juga pernah menjadi andalan kekuatan udara Indonesia dalam mendukung berbagai operasi di seantero Tanah Air, diantaranya Operasi Penumpasan DI/TII Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi Selatan. Pesawat P-51 Mustang juga dilibatkan dalam Operasi Penumpasan PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora serta Operasi Penumpasan G/30 S PKI dan sisa-sisanya.
Selain pesawat tempur “tempo doeloe”, pesawat A-4 Skyhawk yang pernah memperkuat Skadron Udara 11 dan Skadron Udara 12, juga menjadi penghuni Museum Dirgantara Mandala. Pesawat Tempur Taktis buatan MC Donnell Douglas Amerika Serikat ini, sejak tahun 2007 ditempatkan di halaman depan museum. Dalam masa pengabdiannya, pesawat A-4 Skyhawk digunakan di berbagai operasi, seperti Operasi Garuda dan Hiu Macan, Operasi Seroja, Operasi Kilat, Operasi Armada Jaya.
Masih banyak cerita tentang pengabdian pesawat-pesawat koleksi Museum Dirgantara Mandala. Penasaran? Ayo berkunjung ke Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Yogyakarta.
(http://tni-au.mil.id