JAKARTA--MICOM: Pesawat perintis N219 rancangan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah melewati tahap desain awal dan diharapkan bisa selesai diproduksi pada 2013.
"Pesawat ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan transportasi kepulauan dan pegunungan khas Indonesia," kata Dirut PT DI Budi Santoso pada serah terima hasil pengujian model aerodinamika pesawat udara N219 dari BPPT kepada PT DI di Jakarta, Selasa (28/12).
Dikatakan Budi, pesawat jenis ini akan menjadi pesawat perintis modern pertama karena pesawat sekelasnya kini tidak lagi diproduksi, dan didesain 50 tahun lalu (pesawat-pesawat tua).
Sementara itu, Direktur Aerostructure PT DI Andi Alisjahbana mengatakan seusai diuji di Lab Aero-Gasdinamika dan Getaran BPPT, pihaknya masih perlu melaksanakan desain struktur, desain detil, serta sertifikasi sebelum akhirnya diproduksi dalam waktu 2 tahun-2,5 tahun.
N219, ujar dia, memiliki pangsa pasar yang masih cukup besar, selain di kepulauan nusantara Indonesia juga di Afrika, berhubung saingan pesawat N219 merupakan produk sebelum 1970-an. N219 merupakan pesawat komuter berkapasitas 19 penumpang yang mampu lepas landas dan mendarat di airstrip pulau-pulau kecil dan pegunungan yang kebutuhannya di Indonesia mencapai 97 pesawat.
N219 dirancang multifungsi, selain untuk mengangkut penumpang, juga untuk kepentingan militer, patroli perbatasan, untuk kargo hingga penyelamatan darurat. Kegiatan rancang bangun N219 telah dimulai pada 2006 antara PT DI dan Kementerian Perindustrian yang dilatarbelakangi kebutuhan sarana transportasi di daerah terpencil.
Sementara itu Kepala BPPT Marzan A Iskandar mengatakan, BPPT telah menguji N219 pada skala 1 banding 6,3 dan melaksanakan pengujian model aerodinamika sebanyak 139 polar yang paling kritis dari 300 polar. Rancang bangun N219 didukung oleh berbagai instansi pemerintah termasuk pembelian dengan harga Rp1 triliun untuk 25 pesawat. (Ant/OL-04)
sumber: media Indonesia