Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melaporkan bahwa pesawat Sukhoi Superjet 100 mengarah ke arah yang salah karena kopilot dan pilot mengobrol dengan penumpang. Rekaman diskusi dengan penumpang itu tercatat selama 38 detik.
"Kopilotnya bertanya kepada pilot, 'kita akan pulang atau bikin orbit?'
Pilot jawab : 'pulang'. Tapi karena diskusi (dengan tamu), malah ke sana (bablas). Mengarah tidak sengaja alias bablas," ujar investigator senior KNKT Mardjono Siswosuwarno yang memimpin investigasi kecelakaan Sukhoi, di kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2012).
Mardjono menjelaskan kronologi menit-menit terakhir kecelakaan pesawat Rusia tersebut. Awalnya, pesawat ini yang sedang terbang ke arah 60 derajat timur laut (menuju Bekasi) di ketinggian 10 ribu kaki, melakukan orbit ke kanan.
"Tapi di sini belum sepenuhnya selesai (orbitnya), tidak sengaja ke arah selatan. Ketinggian 6.000 kaki," lanjutnya.
Kemudian ada diskusi antara kopilot dengan Jakarta Control, dan kopilot mengatakan ada awan hitam. Jakarta Control pun mengizinkan. "Jakarta Control: izinkan bikin orbit," kata Mardjono menirukan percakapan tersebut.
Akan tetapi pesawat tidak bergerak meneruskan orbitnya malah bablas ke selatan. Kemudian ada peringatan dari Terrain Awareness and Warning System (TAWS). "Warning: terrain a head sekali. Tak lama setelah itu ada 6 kali warning dari TAWS. Kemudian warningnya dimatikan oleh pilot," cerita Mardjono.
"Orbit itu seharusnya berhenti di angka 200, tapi yang pembicaraan dengan tamu tadi mengakibatkan berhenti di 174 dan mengarah ke selatan. Nah di situ pesawat berhenti (tabrakan)," kata Mardjono tanpa merinci isi pembicaraan pilot dengan penumpang tersebut. Yang jelas, pembicaraan itu tidak terkait dengan arah pesawat.
Sumber: detik.com