Philadelphia
(ANTARA/Reuters) - Pemerintah federal, Kamis (29/9), menangkap 37
pegawai dan mantan pegawai Boeing karena menjual atau berusaha membeli
obat penghilang rasa sakit dan penenang, di satu pabrik yang membuat
pesawat militer di pinggiran kota Philadelphia, Amerika Serikat.
Setelah empat tahun penyelidikan, Jaksa AS Zane David Memeger
mengatakan 23 orang ditangkap karena menjual obat penghilang rasa sakit
yang dibeli melalui resep, Oxycontin, dan obat lain yang tidak sah, dan
14 orang diciduk karena berusaha memiliki bermacam obat.
Semuanya, kecuali satu orang, adalah pegawai atau mantan pegawai Boeing Co. Satu orang lagi diduga akan ditangkap.
"Penyelidikan dan penghukuman ini dipusatkan bukan hanya pada
penjual, tapi juga pada pengguna karena pesan kritis yang semua pegawai
ini mainkan dalam pembuatan pesawat militer," kata Memeger pada suatu
taklimat sebagaimana dikutip Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta,
Jumat.
Boeing mempekerjakan lebih dari 6.000 orang di pabrik Ridley Park,
tempat pesawat yang bisa lepas-landas secara vertikal V-22 Osprey dan
helikopter Chinook H-47 diproduksi. Osprey dan Chinook adalah pesawat
standar militer AS yang digunakan di Irak dan Afghanistan.
Tak ada bukti bahwa integritas pekerjaan pada pesawat itu terganggu, kata Memeger.
Juru bicara Boeing Damien Mills mengatakan perusahaan tersebut
bekerja sama dalam penyelidikan itu dan memastikan pegawainya yang
dicurigai tak membahayakan keselamatan atau kualitas pesawat.
Semua pegawai yang menjadi terdakwa dalam kasus tersebut diskors, kata Boeing.
Petugas FBI dan Lembaga Pengawas Obat melancarkan penggerebekan Kamis pagi di pabrik itu.
Dalam penggerebekan tersebut ditemukan obat kuat penghilang rasa
sakit, Oxycontin, serta fentanyl --yang dijual dalam bentuk tablet
dengan nama Actiq. Juga ditemukan obat-obat lain --penghilang sakit
buprenorphine, yang dijual dengan nama Suboxone, dan obat penghilang
cemas alprazolam, yang dijual dengan nama Xanax, kata para pejabat.